PENGUKURAN
DAN PENGEN DALIAN ASSET
A. Struktur
Analisis
Dalam analisis mengenai perlakuan
alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI dengan EVA – dua cara dalam
mengaitkan laba dengan aktiva yang digunakan – yang paling menarik adalah
seberapa baiknya alternatif-alternatif tersebut melayani kedua tujuan di atas
untuk menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran
kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Tujuan pengukuran penggunaan aset
merupakan analogi dari tujuan pusat laba yaitu:
1. Untuk
memberikan informasi yang berguan dalam membuat keputusan yang bagus mengenai
aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer.
2. Untuk
mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.
Memfokuskan diri pada laba tanpa
mempertimbangkan aset yang digunakan untuk menghasilakn laba tersebut tidaklah
mencukupi untuk proses pengendalian. Kecuali untuk beberapa jenis organisasi
jasa tertentu yang jumlah modalnya tidak signifikan, tujuan penting dari sebuah
perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat
pengambalian (return)yang memuaskan atas modal yang digunakan.
Pihak manajemen senior akan sulit untuk
membandingkan kinerja laba dari suatu unit usaha dengan unit usaha yang lain,
atau dengan unit yang sama di perusahaan lain kecuali jumlah akriva yang
digunakan ikut diperhitungakan. Membandingkan perbedaan laba yang mencolok
tidak akan berarti jika unit usaha yang menggunkan sumber daya yang berbeda;
dengan kata lain, semakin banyak sumber daya yang digunakan, seharusnya semakin
besar laba yang di peroleh. Perbandingan semacam ini digunakan untuk menilai
kinerja manjer unit usaha dan untuk memutuskan cara pengalokasian sumber daya.
Umumnya, para manajer unit usaha
memiliki dua sasaran kinerja. Pertama mereka harus menghasilkan laba yang
mencukupi dari sumber daya yang digunakan. Kedua, mereka dapat menggunakan
sumber daya tambahan hanya jika penggunaan tersebut menghasilkan tingkat
pengembalian yang memadai.
Para manajer unit usaha mempunyai dua
sasaran kinerja yaitu:
1) Mereka
harus menghasilkan laba yang mencukupi dari sumber daya yang
digunakan.
2) Mereka
dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika pengguna tersebut
menghasilkan tingkat pengemballian yang memadai.
Tujuan dari menghubungkan laba dengan
investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit usaha guna mencapai
sasaran-sasaran tersebut diatas.
Tingkat pengembalian atas investasi
(ROI) adalah suatu rasio perbandingan. Pembilangnya (numerator) adalah
pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan. Penyebutnya (denominator)adalah
aset yang digunakan.
Nilai tambahan ekonomi (EVA) adalah
jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan beban moral
(capital charge) dari laba operasi bersih (net operating profit). Beban moral
diperoleh dari perkalian antara jumlah aset yang digunakan dengan suatu tingkat
tarif (rate).
Untuk alasan-alasan yang akan dijelaskan
nanti, EVA lebih unggul dibandingkan dengan ROI dari sisi konsep, dan oleh
karenaitu, EVA akan digunakan dalam contoh-contoh yang ada. Tetapi, sangat
jelas dari survei-survei yang ada bahwa ROI lebih luas digunakan dalam bisnis
dibandingkan dengan EVA.
B. Pengukuran
Asset
Dalam memutuskan dasar investasi apa
yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan
dua hal: Pertama, praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit
usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan
jenis yang tepat dari aktiva baru? Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan
aktiva yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan
kinerja mereka yang diukur dengan cara ini.
a)
Kas
Hampir semua perusahaan mengendalikan
kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas
yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang
dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas
keluar.
Satu alasan utnuk memasukkan kas pada
jumlah yang lebih besar daripada saldo yang biasanya dipegang oleh suatu unit
usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini diperlukan untuk memungkinkan
perbandingan dengan perusahaan luar.
Beberapa perusahaan mengabaikan unsur
kas dalam dasar investasi. Alasannya adalah bahwa karena jumlah kas tersebut
mendekati kewajiban lancar. Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan
akan mendekati jumlah modal kerja.
b)
Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi
tingkat piutang secara tidak langsung, melalui kemampuan mereka untuk
menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui penetapan persyaratan
kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui
wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Unsur piutang
sering dimasukan pada saldo aktual akhir periode, meskipun rata-rata antar
periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang
seharusnya dikaitkan dengan laba.
Memasukan unsur piutang pada harg ajual
atau harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu pihak
berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang hanya sebesar
harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas
investasi ini mungkin sudah mencukupi. Dilain pihak, unit usaha dapat
menginvestasikan kembali uangyang diperoleh dari piutang, sehingga piutangharus
dimasukkan pada harga jualnya. Alternatif yang lebih sederhana yaitu, memasukan
piutang pada nilai buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas
piutang tak teragih. Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun
penagihannya, maka piutang dapat dihitungberdasarkan suatu rumus yang konsisten
dengan periode pembayaran normal.
c)
Persediaan
Persediaan
biasanya diperlakukan sama seperti piutang, yaitu dicatat pada jumlah akhir
meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan
menggunakan untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain
biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan
LIFO cenderung sangat rendahh pada periode terjadinya inflasi.
Jika
persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran di muka atau
pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang
tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan
dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Beberapa
perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan dengan dasar bahwa utang
mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan oleh pemasok, tanpa biaya untuk
unit usaha. Modal perusahaan yang dibutuhkan untuk persediaan adalah hanya
sebesar selisih antara jumlah persediaan kotor dan utang
d)
Modal Kerja Secara Umum
Perlakuan
atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukan
seluruh aset lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi
kewajiban lancar.
Alasannya
dari sudut pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi
utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi metode tersebut menyatakan terlalu
tinggi jumlah modal korporat yang diperlakukan untuk mendanai unit usaha,
karena kwajiban lancar merupakn sumber modal, sering kali dengan biaya bungan
sama dengan nol. Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari
aset lancar. Metode ini menyediakan ukuran yang baik atas modal yang disediakan
oleh perusahaan, dimana perusahaan mengharapkan agar unit usaha memperoleh
pengembalian. Tetapi, hal tersebut mengimplikasi bahwa para manajer unit usaha
bertanggung jawab atas beberapa kewajiban lancar dimana para manajer tersebut
tidak memiliki kendali.
e)
Properti, Pabrik, dan
Peralatan
Dalam
akuntansi keuangan, aset tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan dan biaya
ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aset melalui penyusutan. Hampir semua
perusahaan menggunakan metode yang sama dalam mengukur profitabilitas atas
dasar aset dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam
penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan.
Permasalahan
tersebut akan dianalisis pada bagian-bagian berikut:
1.
Akuisisi
Peralatan Baru
Dengan
perhitungan EVA, pembelian mesin akan menaikan pendapatan sebelum pajak, tetapi
kenaikan ini lebih dibandingkan dengan kenaikan beban modal (capital charge).
Perhitungan EVA menandakan bahwa profitabilitas telah menurun walaupun fakta
ekonomi menunjukan bahwa laba mengalami kenaikan.
Jumlah
EVA dalam tahun-tahun selanjutnya akan meningkat seiring dengan penurunan nilai
buku dari mesin tersebut. Kenaikan EVA setiap tahunnya tidak mencerminkan
perubahan ekonomi yang sebenarnya. Meskipun tampaknya terjadi kenaikan
profitabilitas secara konstan, namun sebenarnya tidak ada perubahan
profitabilitas pada tahun setelah mesin tersebut dibeli. Unit usaha yang
memiliki aset yang sudah tua, atau yang sudah sepenuhnya disusutkan, akan
cenderung melaporkan EVA yang lebih besar daripada unit usaha yang memiliki
aset yang lebih baru.
Jika
profitabilitas diukur dengan ROI, maka akan terjadi ketidak konsistenan yang
sama. Terbukti bahwa jika aset yang telah disusutkan dimasukan ke dalam dasar
investasi pada nilai buku bersih, maka profitabilitas unit usaha tersebut akan
dinyatakan secara salah (misstated) pada nilai buku bersih, dan para
manajer unit usaha tidak akan termotivasi untuk mengambil keputusan akuisisi
yang tepat.
2.
Nilai
Buku Kotor
Fluktuasi
dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan memasukan unsur
aset yang dapat disusutkan (depreciable asset) dalam dasar investasi pada
nilai buku kotornya (gross book value), dan bukan nilai buku bersih (net
book value). ROI yang dihitung berdasarkan nilai buku kotor akan selalu
menyatakan terlalu rendah tingkat pengembalian sebenarnya.
3.
Disposisi
Aktiva ( Aset )
Jika
satu mesin baru dianggap akn menggantikan mesin yang telah adaa dan yang masih
memiliki nilai buku yang belum disusutkan, diketahui bahwa nilai buku tersebut
tidak relevan dalam analisis ekonomi atas usulan pembelian (kecuali bahwa
secara tidak langsung hal tersebut mempengaruhi pajak penghasilan). Tetapi,
menghilangkan nilai buku daria aset lama dapat emmpengaruhi perhitungan
profitabilitas unit usaha secra subtansial. Nilai buku kotor akan meningkat
hanya sebesar selisih antara nilai buku bersih setelah tahun pertama dari mesin
yang baru dengan nilai buku bersih dari mesin yang lama.
Secara
total, jika aset dimasukkan ke dalam dasar investasi pada biaya awalnya, maka
manajer unit usaha akan termotivasi untuk menghilangkan aset tersebut-meskipun
kativa itu memiliki suatu kegunaan-karena dasar investasi unit usaha akan
berkurang sejumlah biaya penuh dari aset tersebut.
4.
Penyusutan
Anuitas
Jika
penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus,
maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukan EVA dan ROI yang
tepat, karena metode penyusutan anuitas sesungguhnya mengaitkan pengembalian
investasi yang implisit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan anuitas
merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di mana jumlah penyusutan
tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya masih
tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi;
tetapi pengembalian hasil tetap konstan.
5.
Metode
Penilaian yang Lain
Beberapa
perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah,
biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi
distorsi yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aset yang tua. Kesulitan
dalam metode ini adalah bahwa suatu unit usaha dengan aset tetap yang memiliki
nilai buku bersih diatas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar
investasi dengan sepenuhnya membuang aset-aset yang masih bagus.
Perusahaan-perusahaan lain sama sekali tidak menggunakan catatan akuntansi dan
menggunakan estimasi nilai sekarang dari aset.
Permasalahan
utama dalam menggunakan nilai-nilai nonakuntasi adalah bahwa nilai tersebut
cenderung subjektif, dibandingkan dengan nilai-nilai akuntansi, yang tampak
lebih objektif dan umumnya tidak menimbulkan pertentangan. Akibatnya, data
akuntansi memiliki aura realitas bagi manajemen operasi.
Masalah
yang berkaitan dengan penggunaan jumlah nonakuntansi dalam sistem internal
adalah bahwa proftabilitas unit usaha tidak akan konsisten dengan
profitabilitas perusahaan yang dilaporkan kepada para pemegang saham. Persoalan
lain dalam menggunakan nilai pasar sekarang adalah memutuskan bagaimana
menentukan nilai ekonomis.
f)
Aset-aset Yang
Disewagunausahakan
Banyak
perjanjian sewa guna usaha merupakan perjanjian pendanaan yaitu perjanjian
tersebut memberikan cara alternatif untuk menggunakan aset ynag seharusnya
didapatkan dari pendanaan dengan utang dan modal. Sewa guna usaha finansial
(yaitu, sewa guna usaha jangka panjang yang setara dengan nilai sekarangdari
arus beban sewa) adalah sama dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca.
Keputusan pendanaan biasanya dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan
tersebut, pembatasan biasanya diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha
untuk melakukan sewa guna usaha atas aset.
g)
Aktiva Yang Menganggur
Jika
suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur yang dapat digunakan oleh unit
lain, maka unit usaha tersebut dapat diperbolehkan untuk mengeluarkan aktiva
tersebut dari dasar investasinya. Tujuan dari ijin ini adalah untuk mendorong
para manajer unit usaha guna melepas aktiva menganggur ke unit lain yang
mungkin memerlukannya.
h)
Aktiva Tidak Berwujud
Beberapa
perusahaan cenderung melaksanakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang
intensif (misalnya, mengembangkan dana yang besar untuk mengembangkan produk
baru); sedang yang lainnya cenderung fokus pada pemasaran (misalnya, perusahaan
menghabiskan banyak dana untuk iklannya). Dengan menghitung aset semacam ini
sebagai investasi jangka panjang, manajer unit usaha akan memperoleh manfaat
jangka pendek yang lebih sedikit dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos
tersebut.
i)
Kewajiban Tidak Lancar
Kadang-kadang,
suatu unit usaha menerima modal permanennya dari kumpulan dana korporat.
Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman, investor modal, dan
laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan
tetapi tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun
demikian, dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin
saja merupakan hal yang aneh bagi unit usaha itu sendiri.
j)
Beban Modal
Kantor
pusat korporat menentukan tarif yang digunakan untuk menghitung beban modal.
Tarif tersebut seharusnya lebih tinggi daripada tarif korporat untuk pendanaan
dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara utang dan
modal berrbiaya lebih tinggi.
Beberapa
perusahaan menggunakan tarif yang lebih rendah untuk modal kerja daripada untuk
aktiva tetap. Hal ini dapat mencerminkan penilaian bahwa modal kerja lebih
kecil risikonya daripada aset tetap, karena dananya disalurkan untuk periode
yang lebih pendek.
k)
Survei-survei Praktik
Kebanyakan
perusahaan memasukan unsur aset tetap ke dalam dasar investasi pada nilai buku
bersih. Perusahaan-perusahaan tersebut melakukannya karena ini merupakan jumlah
dengan mana aset tersebut dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya,
sesuai dengan laporan keuangan tersebut mencerminkan jumla mondal yang
digunakan dalam divisi tersebut.
C.
EVA vs ROI, dan ROA
Hampir
semua perusahaan yang mempunyai pusat investasi mengevaluasi unit-unit usahanya
berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan ROI.
Pertama, ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua mempengaruhi
laporan keuangan tercermin dari rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung, mudah
dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut. Ketiga, ROI merupakan
denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung
jawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
Kinerja dari unit yang berbeda dapat saling dibandingkan. Selain itu, data ROI
pesaing bersedia sehingga dapat dijadiakan sebagai dasar perbandingan.
Pendekatan
EVA memiliki empat keunggulan diabanding ROI. Pertama, dengan EVA seluruh unit
usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. Di lain
pihak, pendekatan ROI memberiakn insentif yang berbeda untuk investasi diantara
unit-unit usaha. Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat
investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Ketiga, tingkat suku bunga yang
berbeda dapat digunakan untuk jenis aset yang berbeda pula. Keempat, EVA
berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham merupakan
pemilik kepentingan yang penting dalam perusahaan.
Ada
tiga keuntungan dari ROI:
a. ROI
merupakan pengukuran yang kompherensif dimana semua mempengaruhi laporan
keuangan tercermin dari rasio ini.
b. ROI
mudah dihitung, mudah dipahami,dan sangat berarti dalam pengertian absolute.
c. ROI
merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang
bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis
usahanya.
EVA
tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi pendekataan EVA juga
memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul
dari ROI:
1) Dengan
EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi.
2) Keputusan-keputusan
yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba
keseluruhan.
3) Tingkat
suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula.
4) EVA
berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan.
Ada
beberapa alasan mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting
bagi perusahaan:
a). Mengurangi risiko
pengambilalihan (takeover);
b). Menciptakan nilai
tukar unutk agresivitas dalam merger dan akuisisi, dan
c). Mengurangi biaya
modal, sehingga memungkinkan investasi yang lebih cepat untuk pertunbuhan masa
depan.
Jadi,
mengoptimalkan nilai pemegang saham merupakan tujuan penting bagi suatu
perusahaan. Mandat terbaik untuk nilai pemegang saham pada tingkat unit usaha
adalah meminta para manajer unit usaha untuk menciptakandan meningkatkan EVA.
EVA diukur dengan cara sebagai berikut:
1.
EVA = Laba bersih –
Beban modal
dengan
Beban
Modal = Biaya modal x modal yang digunakan ( 1 )
Cara
lain untuk menyatakan persamaan ( 1 ) adalah :
2.
EVA = Modal yang
digunakan ( ROI – Biaya modal )( 2 )
Tindakan-tindakan berikut akan
meningkatkan EVA sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan (2): (i) peningkatan
ROI melalui business process reengineering dan productivity
gains , tanpa menaikkan dasar investasi; (ii) divestasi aktiva,produk dan
atau bisnis yang ROI-nya kurang dari biaya modal; (iii) investasi agresif yang
baru dalam aktiva,produk, dan atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal dan
(iv) peningkatan penjualan,margin laba,atau efisiensi modal (rasio penjualan
terhadap modal yang digunakan), atau penurunan persentase biaya
modal tanpa mempengaruhi variable lain dalam persamaan (2).
Tindakan-tindakan tersebut jelas merupakan yang terbaik bagi kepentingan
perusahaan.
EVA memecahkan permasalan mengenai
perbedaan tujuan laba untuk aktiva yang sama dalam unit usaha yang berbeda dan
tujuan laba yang sama pada unit usaha sama. Metode tersebut memungkinkan untuk
memasukkan peraturan keputusan yang sama dengan yang digunakan dalam proses
perencanaan ke dalam sistem pengukuran: Semakin rumit proses perencanaan,
semakin rumit juga perhitungan EVA-nya.
D.
Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer
Dengan
melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan secara
luas. Diketahui dari pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk
evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional
dari para manajer unit usaha.
Penggunaan
EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan. Tetapi, EVA tidak
menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan penghitungan aktiva tetap,
seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, kecuali metode penyusutan anuitas
dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukan dalam praktik bisnis sehari-hari.
Lebih
lanjut lagi, beberapa aktiva mungkin akan dinyatakan terlalu rendah nilainya
ketika dikapitalisasi, sementara aktiva lain ketika dibebankan. Meskipun biaya
pembelian aktiva tetap biasanya dikapitaliasi, sejumlah besar investasi dalam
biaya awal, pengembangan produk baru, organisasi dealer, dan sebagainya,
mungkin dapat dihapuskan sebagai beban, dan dengan demikian tidak akan terlihat
dalam dasar investasi.
Dengan
mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk mengeluarkan
unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan-perusahaan tersebut
membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan, dan
mengendalikan aktiva tetap dengan perangka terpisah. Aktiva yang dapat
dikendalikan pada dasarnya merupakan modal kerja.
Investasi
dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum terjadinya
dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus kas yang
diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh lebih dari memuaskan karena
penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat
diidentifikasikan.
E. Evaluasi Kinerja Perusahaan
Pembahasan sampai pada saat ini terfokus
pada pengukuran kinerja dari para manajer unit usaha. Laporan-laporan manajemen
dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat
dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa
tahun.
Secara konsep nilai suatu usaha adalah
nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan
mengestimsi arus kas untuk setiap tahun di masa depan dan mendiskontokan setiap
arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut
dilakukan untuk lima ,atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang.
Laporan-laporan ekonomi merupakan
instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strategi
unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika tidak, keputusan apa yang
harus diambil untuk unit usaha ekonimi atas suatu unit usaha dapat
memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-produk, pabrik dan
peralatan baru, atau strategi baru yang lain.
Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan
dasar untuk memperoleh nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini
disebut breakup value – yaitu, estimasi jumlah yang akan diterima oleh para
pemegang saham jika masing-masing unit usaha dijual. Laporan tersebut
menunjukkan unit usaha yang menarik dan dapat mengindikasikan bahwa manajemen
senior salah mengalokasikan waktu mereka yang terbatas – yaitu, menghabiskan
waktu yang terlalu banyak untuk unit usaha yang cenderung tidak banyak
memberikan kontribusi kepada profitabilitas total perusahaan.
Perbedaan yang paling nyata antara kedua
jenis laporan tersebut adalah bahwa laporan ekonomi lebih terfokus pada
profitabilitas di masa depan daripada profitabilitas yang sekarang atau yang
lalu.
Secara konsep, nilai suatu unit usaha
adalah nilai sekarang dari pendapatan di masa depan. Hal ini dihitung dengan
mengestimasi arus kas untuk setiap tahun di masa depna dan mendiskusikan setiap
arus kas tersebut pada tarif laba yang telah ditentukan. Analisis tersebut
dilakukan untuk lima, atau mungkin sepuluh tahun yang akan datang. Meskipun
estimasi-estimasi tersebut pada umumnya berupa estimasi yang kasar, namun tetap
memberikan cara yang berbeda dalam melihat unit usaha, dibandingkan dengan apa
yang ada pada laporan-laporan kinerja.
Pusat investasi memiliki semua masalah
pengukuran yang terlibat dalam menentukan beban dan pendapatan. Pusat investasi
menimbulkan permasalahan baru mengenai bagaimana cara mengukur aktiva yang
digunakan, khususnya aktiva mana yang akan dimasukkan, bagaimana menilai aktiva
tetap dan aktiva lancar, metode penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva
tetap, aktiva perusahaan mana yang harus dialokasikan, dan kewajiban mana yang
harus dikurangi.
Suatu tujuan penting dari suatu
organisasi bisnis adalah untuk mengoptimalkan tingkat pengembalian atas ekuitas
pemegang saham (yaitu, nilai sekarang bersih dari arus kas di masa depan).
Sangat tidak praktis untuk menggunakan pengukuran semacam ini guna mengevaluasi
kinerja para manajer unit usaha per bulanan atau kuartal. Menghitung tingkat
pengembalian adalah pengukuran yang paling baik atas kinerja para manajer unit
usaha. Nilai tambah ekonomis (economic value added-EVA) secara konsep lebih
unggul daripada tingkat pengembalian investasi (return on investment-ROI) dalam
mengevaluasi kinerja dari para manjer unit usaha.
Selain pos-pos laporan laba rugi, ketika
menetukan tujuan laba tahunan harus ada tariff bunga yang akan eksplisit
terhadap saldo yang akan diproyeksikan atas pos modal kerja yang dapat
dikendaliakan khususnya piutang dan persediaan. Ada perdebatan yang yang cukup
alot mengenai pendekatan yang tepat bagi manajemen dalam mengendalikan aktiva
tetap. Melaporkan kinerja ekonomi dari suatu pusat investasi berbeda dengan
melaporkan kinerja menajer yang berwenang dalam pusat investasi tersebut.
Sumber Bacaan :
izin copy yaahhh
BalasHapus