Pusat
Pertanggungjawaban
A. Pengertian Pusat
Pertanggungjawaban
Pusat
Pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang melakukan kegiatan mengolah
input menjadi output yang diprtanggung jawabkan oleh seorang pimpinan. Dalam
hal ini organisasi merupakan kumpulan pusat pertanggungjawaban, yang terlihat
pada setiap kotak pada struktur organisasi. Tujuannya adalah
memastikan bahwa individu pada semua level di perusahaan memberikan kinerja
secara memuaskan yang sejalan dengan tujuan umum perusahaan secara keseluruhan.
B. Karakteristik Pusat Pertanggungjawaban
Pusat
pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mencapai satu atau lebih tujuan
yang disebut objective. Organisasi secara keseluruhan mempunyai goal, manajer
senior menetapkan strategi untuk mencapai goal. Objective berbagai pusat
pertanggungjawab dalam suatu organisasi membantu implementasi strategi. Karena
organisasi merupakan sekumpulan pusat pertanggungjawaban, maka apabila setiap
pusat pertanggungjawaban mecapai objectivenya , maka goal organisasi akan
tercapai.
Pusat
pertanggungjawaban menerima input, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja dan
jasa. Dengan menggunakan Modal Kerja (persediaan, piutang) perlengkapan pabrik
dan asset lainnya, pusat pertanggungjawaban melakukan kegiatan untuk mengubah
input menjadi output baik dalam bentuk barang atau jasa. Pada pabrik bentuk
outputnya adalah produk. Pada unit staff, seperti Sumber daya manusia,
Trasportasi, Tehnisi, akuntansi dan administrasi, outputnya adalah jasa.
C. Sifat Pusat Tanggung Jawab
•
Mewujudkan Satu atau lebih maksud
(cita-cita organisasi)
•
Pusat tanggung jawab bertugas untuk
mengimplementasikan strategi yang telah disusun oleh manajer senior dalam
rangka mencapai cita-cita organisasi.
D. Cara Kerja Pusat Tanggung Jawab
Ø Hubungan antara input dan output
Manajemen
bertanggungjawab untuk mengoptimalisasi hubungan antara input dan output. Sumber daya yang digunakan (bahan baku, tenaga kerja, jasa-jasa) diukur dari biayanya. Sebagai contoh misalnya
departemen produksi, inputnya dalam bentuk bahan baku masih dapat dilihat pada
produk jadi. Pengendalian, difokuskan pada bagaimana memanfaatkan input minimal
untuk menghasilkan output yang diinginkan yaitu sesuai dengan ketentuan dan
standar kualitas yang ditetapkan pada waktu dan kuantitas seperti yang
diinginkan. Proses dalam mengerjakannya menggunakan modal kerja
kapital (persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva lainnya. Dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. LANGSUNG. Departemen produksi, input berupa bahan baku akan menjadi bagian fisik dari barang jadi yang
merupakan output.
2. TIDAK LANGSUNG. Departemen pemasaran, input berupa biaya periklanan ditujukan untuk
meningkatkan hasil penjualan. Namun penjualan tidak hanya
dipengaruhi oleh iklan.
3. KABUR. Departemen penelitian dan pengembangan, hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada masa sekarang
barangkali tidak dapat diketahui selama beberapa tahun.
Pada beberapa kondisi,
input tidak berkaitan langsung dengan output. Misalnya biaya promosi yang
dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan, akan tetapi peningkatan penjualan
dipengaruhi beberapa factor selain promosi, hubungan antara peningkatan biaya
promosi dengan peningkatan pendapatan sulit dijelaskan. Pada kegiatan
penelitian dan pengembangan, hubungan antara input dan output lebih sulit lagi
dijelaskan, hasil dari kegiatan penelitian mungkin tidak nampak pada beberapa
tahun dan jumlah biaya optimum untuk kegiatan penelitian sulit ditetapkan.
Ø Pengukuran input dan output
Pada umumnya input yang
digunakan dalam pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara phisik, jam tenaga
kerja, liter, kg, meter dll. Dalam Sistem Pengendalian Manajemen ukuran
tersebut dinyatakan dalam satuan moneter ( uang ). Sebagai catatan, input
adalah sumberdaya yang digunakan dalam pusat pertanggungjawaban, Jadi pasien
rumah sakit dan murid dari sekolah bukan merupakan input. Yang merupakan input
adalah sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pengukuran output tidak semudah seperti
pada pengukuran input, sebagai contoh penjualan yang dicapai suatu periode
adalh output bagi organisasi berorientasi laba, tetapi angka tersebut tidak
menunjukkan hasil yang dilakukan selama periode tersebut, seperti kegiatan
penelitian, pelatihan dan promosi tahun ini tidak merefleksikan output tahun
ini.
Ø Efisiensi dan efektifitas
Konsep input dan output dapat digunakan
untuk menjelaskan arti efisiensi dan efektifitas. Istilah ini umumnya
dinyatakan sebagai perbandingan, misalnya Pusat pertanggungjawaban A lebih efisien
dibandingkan dengan pesaingnya atau dibanding periode sebelumnya. Efisiensi
adalah ratio antara input dengan output, atau jumlah output yang dihasilkan
dari setiap unit input yang digunakan. Pusat pertanggung jawaban A dikatakan
lebih efisien disbanding Pusat Pertanggungjawaban B apabila:
a)
Pusat tanggung jawab A menggunakan jumlah sumber daya yang
lebih sedikit daripada pusat tanggung jawab B, namun memproduksi jumlah output
yang sama. Hal ini berarti bahwa kedua pusat tanggung jawab tersebut
menjalankan pekerjaan mereka dengan memuaskan dan besarnya masing-masing
pekerjaan tersebut bisa dibandingkan, maka unit dengan input yang lebih rendah
(biaya yang lebih rendah) adalah yang lebih efisien.
b)
Pusat tanggung jawab
A menggunakan sumberdaya yang sama jumlahnya dengan pusat tanggung jawab B,
namun memproduksi output dengan jumlah yang lebih besar. Hal ini berarti bahwa input yang digunakan adalah sama, namun
outputnya berbeda, maka dibutuhkan beberapa tolak ukur kuantitatif untuk
menentukan tingkat efisiensinya sehingga hal ini merupakan perhitungan yang
lebih sulit.
Pada beberapa pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan
membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar, yaitu berapa
biaya yang seharusnya terjadi untuk menghasikan output yang ditetapkan. Efektifitas
ditentukan dari hubungan antara hasil yang dicapai pusat pertanggungjawaban
dengan tujuannya. Semakin besar kontribusi hasil terhadap tujuan yang
ditetapkan, berarti semakin efektif. Kelemahan utama, biaya yang tercatat bukanlah tolak
ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan dan Standar pada hakikatnya merupakan
perkiraan tentang apa yang idealnya harus tercapai dalam kondisi yang ada.
E. Peranan Laba
Laba merupakan tolak
ukur yang penting atas efektifitas karena bagi perusahaan yang
berorientasi pada laba, tujuan utamanya adalah memperoleh laba yang memuaskan. Laba merupakan
selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), yang
merupakan ukuran efisiensi.
F. Jenis-jenis Pusat
Tanggung Jawab
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan
menurut sifat input atau output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian :
1. Pusat Pendapatan
a. Pusat Pendapatan
a. Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan, suatu output (yaitu, pendapatan)
diukur secara moneter akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk
mengaitkan input (yaitu, beban atau biaya) dengan output. (Jika beban dikaitkan
dengan pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba). Pusat
pendapatan merupakan unit pemasaran/penjualan yang tak memiliki wewenang untuk
menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok penjualan
dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan aktual diukur
terhadap anggaran dan kuota, dan manajer dianggap bertanggung jawab atas beban
yang terjadi secara
langsung di dalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
langsung di dalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
2. Pusat Biaya
b. Pusat Beban
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur dalam
satuan moneter, tetapi outputnya tidak. Terdapat dua macam pusat biaya, yaitu
Pusat biaya tehnik dan Pusat Biaya Kebijakan. Hal ini sesuai dengan biaya yang
terjadi yaitu biaya tehnik yang merupakan biaya yang jumlahnya dapat ditaksir
secara pasti sesuai dengan output yang dihasilkan, misalnya biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan baku, suku cadang dll. Sedangkan biaya kebijakan adalah
biaya yang tidak dapat ditentukan secara pasti karena dikaitkan dengan
kebijakan manajemen.
Ada dua jenis pusat biaya yaitu :
1. Pusat Biaya Tehnik
Pusat biaya tehnik adalah pusat beban yang sebagian besar biayanya adalah
biaya teknis sehingga biaya yang harus terjadi dapat ditentukan di muka secara
teliti (relatif tepat dan wajar) dalam ukuran biaya standar. Biaya teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara
“tepat” dan “memadai” dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar—sebagai
contoh, biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung,
komponen, perlengkapan, dan keperluan-keperluan.
Ciri-ciri pusat beban teknik, yaitu :
• Input-inputnya dapat
diukur secara moneter.
• Input-inputnya dapat
diukur secara fisik.
• Jumlah dolar optimun
dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan.
Efisiensi dan efektivitasnya dapat diukur.
Pusat beban teknik biasanya ditemukan dalam operasi
manufaktur. Pergudangan, distribusi, pengiriman dengan truk, dan
unit-unit serupa dalam organisasi pemasaran bisa digolongkan ke dalam pusat
beban teknik, sebagaimana juga dengan pusat tanggung jawab dalam departemen
administratif dan pendukung, misalnya, bagian piutang, utang, dan pembayaran
gaji di departemen kontroler; catatan-catatan mengenai pegawai dan kafetarian
di bagian sumber daya manusia, catatan-catatan mengenai pemegang saham di
secretariat perusahaan, dan pangkalan kendaraan milik perusahaan.
Beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari
setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih antara biaya
teoretis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang
diukur.
pusat beban teknik mengacu pada pusat tanggungjawab di mana biaya-biaya teknik paling banyak ditemukan, walaupun hal itu tidak berarti bahwa estimasi biaya teknik yang valid dapat dibuat untuk masing-masing pos.
pusat beban teknik mengacu pada pusat tanggungjawab di mana biaya-biaya teknik paling banyak ditemukan, walaupun hal itu tidak berarti bahwa estimasi biaya teknik yang valid dapat dibuat untuk masing-masing pos.
2. Pusat Biaya Kebijakan
Pusat beban kebijakan adalah pusat beban yang sebagian besar biayanya
adalah biaya kebijakan. Biaya kebijakan adalah biaya yang tak tersedia estimasi
tekniknya.
Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administratif
dan pendukung (seperti, akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan
masyarakat, sumber daya manusia), operasi litbang, dan hampir semua aktivitas
pemasaran. Output dari pusat biayai ini tidak bisa diukur secara moneter.
Kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen
mengenai biaya optimum bersifat mendadak dan sembarangan. Melainkan
mencerminkan keputusan pihak manajemen berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
tertentu: apakah akan menyamai atau melampaui upaya-upaya pemasaran yang
dilakukan oleh para pesaing; tingkat pelayanan yang harus diberikan perusahaan
kepada para konsumen dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas
litbang, perencanaan, keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas
lainnya.
Pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya
yang sesungguhnya bukanlah ukuran efisiensi. Hal tersebut hanya merupakan
selisih antara input yang dianggarkan dan input yang sesungguhnya, serta tidak
mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah
anggaran, maka pihak manajer sudah “hidup sesuai dengan anggaran”; akan tetapi
karena, anggaran tidak dimaksudkan untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang
optimum, maka menjalankan usaha dalam batas-batas anggaran yang ada tidak
selalu berarti menunjukkan kinerja yang efisien.
Ø Ciri-ciri
Pengendalian Umum terdiri dari :
1. Penyusunan
Anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat beban
kebijakan yang terpisah dari pusat beban teknik. Perhatian utama bukanlah
volumenya; karena hal tersebut sebagian besar ditentukan oleh tindakan-tindakan
yang diambil oleh pusat tanggung jawab lainnya—misalnyã, kemampuan departemen
pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Pihak manajemen merumuskan anggaran
pusat beban kebijakan dengan menentukan besarnya pekerjaan yang harus
diselesaikan.
Pusat beban kebijakan terbagi ke dalam dua kategori umum:
Pusat beban kebijakan terbagi ke dalam dua kategori umum:
a. Berkesinambungan
: berkesinambungan (continuing work) dilakukan secara konsisten dari tahun ke
tahun, seperti pembuatan laporan keuangan oleh kontroler perusahaan.
b. Bersifat khusus.
Pekerjaan khusus adalah proyek “satu langkah”—sebagai contoh, pengembangan dan
penyusunan sistem pembuatan anggaran laba dalam sebuah divisi baru.
Suatu teknik yang sering digunakan dalam
membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan disebut sebagai manajemen
berdasarkan tujuan (management objective), yaitu suatu proses formal di mana
pembuat anggaran mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dan
menyarankan ukuran yang akan dipakai dalam evaluasi kinerja. Fungsi perencanaan bagi pusat
pengeluaran yang tak direncanakan biasanya dijalankan dalam satu di antara dua
cara ini, yaitu :
a. Anggaran Inkremental
Anggaran inkremental adalah penganggaran yang dida-sarkan pada level
biaya kini yang selanjutnya disesuaikan dengan inflasi dan perubahan lingkungan
lainnya.
Kekurangan pembuatan anggaran
inkremental,yaitu :
1. Tingkat pengeluaran yang ada dari
pusat beban kebijakan, diterima, dan tidak dikaji ulang selama proses pembuatan
anggaran.
2. Para manajer pusat beban ini biasanya
ingin meningkatkan tingkat pelayanan dan dengan demikian cenderung meminta
tambahan sumber daya dan berusaha agar permintaannya dikabulkan.
b. Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero-Base
Review)
Tinjauan berdasarkan nol adalah pendekatan untuk meng-analisi setiap
pusat kebijakan berdasar jadwal yang mencakup semua tugas yang mencakup jangka
panjang, misalnya lima tahun.
Kelemahan tinjauan berdasarkan nol,
yaitu :
a)
Tinjauan
ini memerlukan benchmarking biaya dan keluaran dari perusahaan lain, namun
sulit dilakukan.
b)
Tinjauan
ini mungkin menimbulkan masalah potensial, misalnya banyak mengkonsumsi waktu
dan menimbulkan trauma bagi manajer yang kegiatannya dikaji.
c)
Tinjauan
ini sulit dilakukan karena mungkin para manajer cenderung mempertahankan
“statua quo”.
2. Variasi
Biaya
Biaya dalam pusat beban kebijakan cukup terlindungi dari fluktuasi jangka
pendek karena dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para manajer
cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan volume
penjualan yang diantisipasi, mengizinkan untuk
menambah tenaga kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk mengurangi
tenaga kerja jika volume penjualan sedang menurun.
3. Jenis
Pengendalian Keuangan
Tujuan
utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya dengan mengikutsertakan
para manajer guna berperan serta dalam perencanaan, bersama-sama mendiskusikan
langkah apa yang akan diambil, dan tingkat usaha yang bagaimana yang tepat
untuk masing-masing.
4. Pengukuran
Kinerja
Laporan prestasi pusat beban kebijakan digunakan untuk menjamin bahwa
tugas yang direncanakan telah dilaksanakan dengan biaya yang telah dianggarkan,
dan tidak ada pengeluaran dapat melampaui anggaran tanpa persetujuan manajemen
puncak lebih dahulu.
c. Pusat Laba
Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan
tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Pusat
laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai. Misalnya:
pimpinan anak perusahaan atau manajer divisi yang tidak diberi hak untuk
mengambil keputusan tentang investasi.
Manfaat pusat laba, menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
§ Kualitas keputusan dapat meningkat
karena keputusan itu dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik
keputusan.
§ Kecepatan dalam pengambilan keputusan
operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari kantor pusat.
§ Manajemen kantor pusat bebas dari
pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi kepada hal-hal yang
lebih luas.
§ Manajer karena hanya tunduk pada
sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan
inisiatifnya.
§ Karena pusat-pusat laba serupa dengan
perusahaan yang independen, maka pusat laba memberikan pelatihan yang sempurna
bagi manajemen umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola
seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan
untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
§ Kesadaran laba (profit consciousness)
dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba selalu
mencari cara untuk meningkatkan labanya.
§ Pusat laba memberikan informasi yang
siap pakai bagi manajemen puncak mengenai profitabilitas dari komponen-komponen
indikator individual perusahaan.
§ Karena output yang dihasilkan telah
siap pakai, maka pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk
meningkatkan kinerja kompetitifnya.
d. Pusat Investasi
Pusat investasi mengharuskan manajer dan karyawannya mengontrol
pendapatan, biaya dan tingkat investasi dalam pusat pertanggungjawaban, karena
manajernya bertanggung jawab untuk keuntungan subunitnya dan penggunaan modal
atau investasi ke dalam subunitnya akan menghasilkan laba. Jadi pusat investasi
dalam suatu organisasi yang mempunyai pengendalian atas biaya dan pendapatan
serta pengendalian atas dana investasi agar memperoleh laba yang lebih besar.
3. Pusat Administratif dan Pusat
Pendukung
Pusat administratif merupakan pusat-pusat pertanggungjawaban yang
berfungsi sebagai penentu strategi dan kebijakan, perencanaan, pengarahan, dan
pengendalian kegiatan organisasi atau unit organisasi secara menyeluruh. Pusat pendukung merupakan unit-unit
pendukung yang menyediakanlayanankepada pusat tanggung jawab.
Pusat administrasi dan pendukung adalah pusat biaya kebijakan yang
berfungsi untuk memberikan jasa pada pusat pertanggungjawaban lain.
¨ Masalah Pengendalian
1. Kesulitan pengukuran output. Karena
output tidak dapat diukur, tidak mungkin untuk menempatkan standar biaya
sebagai tolok ukur untuk pengukuran kinerja keuangan.
2. Kesulitan untuk mencapai goal
congruence. Dengan tidak adanya keselarasan
cita-cita antara manajer dengan staff di suatu organisasi akan mengakibatkan
terabaiakannya kesejahteraan perusahaan.
¨
Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran berupa pos-pos beban, dengan usulan anggaran
dibandingkan dengan seluruh beban aktual pada tahun berjalan. Usulan anggaran
dari pusat administrasi terdiri dari komponen berikut ini :
1. Biaya minimal yang harus ada.
2. Biaya kebijakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
3. Penjelasan apabila terjadi peningkatan biaya.
1. Biaya minimal yang harus ada.
2. Biaya kebijakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
3. Penjelasan apabila terjadi peningkatan biaya.
4. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Aktivitas pada litbang merupakan satu kesatuan rangkaian yang mana
penelitian dasar merupakan titik awal dan diakhiri dengan pengujian produk.
Ø Masalah pengendalian:
1.
Kesulitan menghubungkan hasil dengan
input. Pada pusat penelitian sulit mengukur hasilnya secara kuantitatif. Tetapi
berbeda dengan pusat administrasi, pada pusat penelitian, hasilnya paling tidak
dalam bentuk output yang tidak berwujud seperti, paten, produk baru, proses
produksi baru, tetapi hubungan input dan outputnya sulit ditetapkan secara
tahunan, karena waktu yang diperlukan dalam kegiatan penelitian sangat
bervariasi.
2.
Kesulitan untuk mencapai goal congruence.
Sama seperti pada pusat administrasi. Manajer penelitian menginginkan melakukan
penelitian yang terbaik yang mungkin cukup mahal bagi organisasi. Selain itu
mungkin karyawan dibagian penelitian tidak cukup kemampuannya untuk melakukan
penelitian yang optimum sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Ø Penelitian
Dasar Meliputi :
a.
Tidak terencana, dimana pihak manajemen
hanya membuat keputusan secara umum mengenai bagian yang harus dieksplorasi.
b.
Sering kali ada tenggang waktu yang lama
antara dimulainya penelitian dengan pengenalan produk baru yang berhasil.
Ø Program
Litbang
Program litbang terdiri
dari serangkaian program di tambah kelonggaran untuk pekerjaan yang tidak di
rencanakan, hal tersebut biasanya di tinjau setiap tahunnya oleh manajer
senior.
Ø Anggaran Tahunan
Perusahaan
yang telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan telah
menjalankan program ini dengan system persetujuan proyek, maka upaya untuk
menyusun anggaran litbang pertahun akan menjadi persoalan yang sederhana,
dengan melibatkan kalenderisasi atas pengeluaran yang di perkirakan selama
periode anggaran.
Jika suatu perusahaan
telah memutuskan suatu program litbang berjangka panjang dan telah menjalankan
program ini dengan sistem persetujuan proyek, maka upaya untuk menyusun
anggaran litbang per tahun akan menjadi persoalan yang sederhana, dengan
melibatkan “kalenderisasi” atas pengeluaran yang diperkirakan selama periode
anggaran. Jika anggaran disusun sesuai dengan rencana strategis perusahaan
(sebagaimana seharusnya), maka persetujuan atas proyek merupakan sesuatu yang
rutin—semata-mata membantu dalam perencanaan kas dan pegawai.
Ø Pengukuran Kinerja
Hampir semua perusahaan secara regular mem-bandingkan pengeluaran actual dengan
pengeluaran yang dianggarkan dari semua pusat tanggung jawab dan seluruh proyak
yang dijalankan guna membantu para manajer
dipusat tanggung jawab dalam me-rencanakan pengeluaran mereka
Secara
reguler, biasanya per bulan atau per kuartal, hampir semua perusahaan
membandingkan pengeluaran aktual dengan pengeluaran yang dianggarkan dari semua
pusat tanggung jawab dan seluruh proyek yang dijalankan. Perbandingan ini
kemudian dirangkum untuk dilaporkan kepada manajer dengan seprogresif mungkin
guna membantu para manajer di pusat tanggung jawab dalam merencanakan
pengeluaran mereka dan untuk meyakinkan para atasan mereka bahwa
pengeluaran-pengeluaran tersebut masih dalam batas-batas yang disepakati.
Pada
beberapa perusahaan, manajer menerima dua laporan:
1.
Perbandingan antara peramalan terakhir
(forecast) dari total biaya dengan jumlah yang disetujui pada setiap projek,
untuk menentukan apakah diperlukan adanya perubahan pada setiap projek yang
dilakukan.
2.
Perbandingan antara anggaran biaya
dengan biaya sesungguhnya, untuk meyakinkan bahwa biaya yang terjadi sesuai
dengan yang disepakati. Dari laporan tersebut, tujuan utamanya adalah untuk
menilai efektifitas kegiatan penelitian.
5. Pusat Pemasaran
Pusat pemasaran adalah pusat pendapatan dan sekaligus pusat beban yang
aktivitas-aktivitasnya mencakup:
(1)
aktivitas untuk memperoleh pesanan konsumen (order-getting).
(2)
aktivitas untuk melayani konsumen (order-filling).
§ Dua
Jenis Aktivitas pada Pusat Pemasaran :
1.
Aktivitas Logistik
Aktivitas logistik
adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam memindahkan barang dari
perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan piutang yang jatuh tempo dari para
pelanggaimya. Aktivitas-aktivitas ini mencakup transportasi ke pusat
distribusi, pergudangan, pengapalan dan pengiriman, pengajuan rekening dan
aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan penagthan piutang. Pusat
tanggung jawab yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut secara mendasar serupa
dengan pusat beban dipabrik. Banyak yang merupakan pusat bebàn teknik yang
dapat dikendalikan melalui penerapan standar dan menyesuaikan anggaran untuk
mencerminkan biaya-biaya ini pada berbagai tingkatan volume.
2. Aktivitas Pemasaran
2. Aktivitas Pemasaran
Aktivitas pemasaran
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
pesanan. Aktivitas-aktivitas ini meliputi uji pemasaran; pemnbentukan,
pelatihan, dan pengawasan terhadap tenaga penjualan (sales force); periklanan,
dan promosi penjualan—yang seluruhnya memiliki karakteristik-karakteristik yang
menimbulkan permasalahan pengendalian manajemen.
Daftar
Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar