HARGA
TRANSFER
A. Pengertian
Harga Transfer
Harga transfer adalah nilai yang
diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang
setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba.
Untuk organisasi yang terdesentralisasi,
keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi
antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing.
Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai
dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit
penjual (selling division)dan unit divisi pembeli (buying
divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada
nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi
yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah
harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam
suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah
harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya
salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba. Untuk pembahasan
lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian
kemampuan laba divisi.
Di dalam suatu perusahaan terdapat:
1. Divisi
yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.
2. Divisi
yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.
Oleh karena itu dalam divisi-divisi
tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan, yaitu :
1. Keputusan
pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar perusahaan atau eksternal
(pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan atau internal (divisi penjual).
2. Keputusan
penetapan (penentuan) besarnya harga transfer
Akuntansi keuangan menghendaki agar
setiap transaksi dilakukan dengan pihak luar yang independen sehingga dengan
demikian transaksi tersebut bersifat objektif. Akan tetapi persyaratan tersebut
sukar dipenuhi oleh sebuah pusat laba yang merupakan salah satu mata rantai
dari perusahaan berintegrasi vertikal. Misalnya, perusahaan pulp, perusahan
kertas, dan perusahaan kotak karton. Dalam perusahaan berintegrasi vertikal,
setiap pusat laba membeli bahan mentahnya dari pusat laba sebelumnya. Kalau
bahan mentah tersebut tersedia di pasar, maka harga pasar tersebut dapat
digunakan sebagai harga transfer, sehingga transaksi interen tersebut masih
bersifat objektif.
Akan tetapi ada kemungkinan semua
perusahaan yang termasuk dalam suatu industri merupakan perusahaan yang
berintegrasi masing-masing memenuhi sendiri kebutuhannya akan bahan mentah
sehingga tidak terdapat pasar bebas untuk bahan mentah tersebut. Dalam hal
demikian, laba yang diperoleh pusat laba tidak mencerminkan laba yang objektif.
§ Tujuan Harga Transfer
Harga transfer yang terjadi antar unit
harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1. Memberi
informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal
balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan
keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun
juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu
pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem
tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah
terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu
unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran
laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan
harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan
harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
Gambar 1
Skenario Harga Transfer
§
Prinsip
Dasar Harga Transfer
a. Harga
transfer sebaiknya sama dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk
dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.
b. Dalam
menjalankan prinsip dasar diatas terdapat dua kebijakan, yaitu:
§ Kebijakan
sourcing, yaitu kebijakan apakah akan memproduksi sendiri atau membeli dari
pemasok luar.
§ Kebijakan
harga transfer, yaitu kebijakan tentang tingkat harga produk yang akan
ditransfer antar pusat laba, apabila produksi dilakukan secara internal.
c. Sistem
harga transfer bervariasi dari yang paling sederhana (ideal) sampai yang rumit.
B. Penentuan
Harga Transfer
Tentunya dalam penentuan harga transfer
manajemen tidak dapat sembarangan menentukan harga, secara garis besar harga
tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat, selain
itu harga transfer dalam praktiknya harus terus diperhatikan agar tujuan
manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip
dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan,
hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Secara umum harga transfer dapat
ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut:
1.
Harga
Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices).
Harga transfer berdasarkan harga pasar
dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling independen.
Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang
berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh
profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Namun
yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk
ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang
diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri
yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi
penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak
menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau
dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian,
jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya
adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya(cost-based transfer
price).
2.
Harga
Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan
harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam
memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah
diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.Pertama, penggunaan biaya sebagai
harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit
penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang
lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian
barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi
penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal.
Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada
insentif bagi orang yang bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga
transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam
bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full
cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan
tetap (variable cost plus fixed fee).
3.
Harga
Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa
perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan
dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan.
Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini
melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua,
manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan
laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan
prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban
karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan
bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer
pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi
sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah
pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak
akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan diterima mutlak
oleh kedua belah pihak.
C. Metode
Penentuan Harga Transfer
Metode penentuan Harga Transfer :
1.
Metode
Market Price
§ Harga
transfer berdasarkan harga pasar merupakan harga transfer pada situasi yang
ideal.
§ Penentuan
harga transfer dengan harga pasar harus memenuhi beberapa kondisi, yaitu:
v Manajer
dibantu oleh staf-staf yang kompeten.
v Manajer
harus memandang bahwa harga transfer tersebut adil.
v Harga
pasar yang ditetapkan sebagai harga transfer seharusnya masih bisa dihemat
karena adanya piutang tak tertagih dan biaya iklan.
v Manajer
harus mengetahui semua informasi yang relevan tentang pendapatan dan biaya
serta masing-masing alternatifnya.
v Manajer
memiliki kebebasan untuk menentukan akan menjual atau membeli dari atau ke
dalam dan keluar perusahaan.
Akan tetapi kondisi ini
menhadapi beberapa hambatan, seperti:
ü Sumber
daya yang akan diperoleh atau dijual berada pada pasar terbatas karena
kebutuhan dalam perusahaan yang besar, adanya produsen tunggal atau
pertimbangan investasi yang telah dikeluarkan untuk membentuk suatu unit usaha.
Pada Pasar terbatas harga transfer yg tepat adalah harga kompetitif (yaitu
harga yang ditentukan dengan mempertimbangkan kontribusi setiap pusat laba thdp
laba perusahaan). Harga kompetitif dapat ditentukan berdasarkan harga pasar
yang telah ditentukan, penawaran (bid), maupun harga yang berlaku di pasar
bebas.
ü Pusat
laba memiliki kelebihan atau kekurangan kapasitas industri. Apabila terdapat
kelebihan kapasitas, pusat laba diarahkan untuk membeli atau menjual barang
dari atau ke dalam perusahaan saja, dan sebaliknya.
Adalah penetapan berdasarkan harga
transfer harga pasar, dan metode ini paling disukai. Jika menggunakan metode
harga pasar, harga transfer dihitung dengan menggunakan metode harga pasar
minus, yaitu harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan potongan volume dan
berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan harga
barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya kesempatan, baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat. Keunggulannya adalah harga transfernya cukup objektif. Kelemahannya adalah harga pasar produk atau jasa tertentu tidak tersedia.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya kesempatan, baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat. Keunggulannya adalah harga transfernya cukup objektif. Kelemahannya adalah harga pasar produk atau jasa tertentu tidak tersedia.
Situasi yang paling ideal pada penentuan
harga transfer adalah berdasarkan harga pasar, hal ini akan tercapai jika
dipenuhi kondisi-kondisi berikut ini:
a) Orang-orang
yang kompeten
Para manajer harus memperhatikan kinerja
jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka
pendeknya.
b) Atmosfer
yang baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga transfer yang dikehendaki adil.
Para manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga transfer yang dikehendaki adil.
c) Harga
pasar yang normal dan mapan
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar yang normal dan mapan dari produk yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar mencerminkan kondisi yang sama (kualitas, kuantitas, dan waktu pengiriman) dengan produk yang dikenakan harga transfer sehingga memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar yang normal dan mapan dari produk yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar mencerminkan kondisi yang sama (kualitas, kuantitas, dan waktu pengiriman) dengan produk yang dikenakan harga transfer sehingga memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
d) Kebebasan
memperoleh sumber daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada dan para manajer sebaiknya diizinkan memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada dan para manajer sebaiknya diizinkan memilih alternatif yang paling baik untuk mereka.
e) Informasi
penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternative tersebut.
f) Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.
Harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.
2.
Metode
Harga Pokok
§ Harga
transfer berdasarkan biaya (harga pokok) ditentukan berdasarkan biaya ditambah
dengan laba.
§ Dasar
biaya yang digunakan adalah biaya standar (biaya aktual produksi ditambah
dengan insentif tertentu untuk menentukan biaya yang akan dijadikan standar).
§ Penambahan
laba (mark-up laba) dihitung dengan 2 keputusan, yaitu:
v Dasar
penambahan laba, yaitu berdasarkan persentase dari biaya atau dari investasi.
v Besarnya
laba yang diperbolehkan, yaitu dengan memperhitungkan biaya penggantian
(replacement cost).
§ Keterbatasan
lain akan timbul berkaitan dengan biaya tetap, yang harus ditanggung pusat laba
penjual dan pusat laba pembeli. Pada kondisi ini sebaiknya:
v Kedua
pusat laba menetapkan persentase biaya tetap yang harus ditanggung secara
berkala.
v Masing-masing
pusat laba melakukan perhitungan harga transfer (Dua Langkah Penentuan Harga
Transfer).
v Menggunakan
sistem pembagian laba (profit sharing), dimana produk yang ditransfer ke unit
pemasaran ditentukan berdasarkan biaya variabel standar dan setelah terjual
unit-unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan (harga jual dikurangi biaya
variabel produksi dan pemasaran).
v Menggunakan
Metode Dua Kelompok Harga, yaitu unit produksi akan dibebankan berdasarkan
harga jual dan unit pembeli dibebankan berdasarkan total biaya standar.
Selisihnya dibebankan ke akun kantor pusat dan akan dieliminasi ketika laporan
keuangan unit usaha dikonsolidasikan.
Adalah metode yang digunakan apabila
harga kompetitif tidak tersedia. Di dalam akuntansi biaya yang konvensional
komponen-komponen harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap
maupun variable.
Konsep harga pokok tersebut tidak selalu
relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh karena itu timbul konsep lain yang
tidak memperhitungakn semua biaya produksi sebagai komponen harga pokok produk.
Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana perusahaan industri sebagai modal
utamanya, terdapat dua metode perhitungan harga pokok yaitu Full Costing dan
Variable Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut adalah
terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya
perbedaan perlakuan terhadap Biaya Overhead Pabrik Tetap ini akan mempunyai
pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan
rugi-laba.
Sebelum membahas mengenai full costing
dan variable costing, akan dibahas biaya produksi yang menjadi elemen harga
pokok. Biaya produksi (manufacturing cost) diklasifikasikan menjadi tiga:
a)
Bahan
Baku Langsung (direct materials)
Adalah biaya bahan yang menjadi bagian
utama dari barang-barang yang diproduksi. Contoh: kayu yang digunakan untuk
meja dan karet untuk produksi ban.
Biaya yang diperhitungkan dalam harga
pokok bahan baku yang dibeli adalah harga beli bahan baku ditambah biaya-biaya
pembelian dan biaya-biaya untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan
siap untuk diolah, yaitu:
§ Sebesar
harga beli dari pemasok
§ Apabila
dalam pembelian bahan baku pemasok memberikan potongan tunai, maka
potongan-potongan tunai ini diperlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok
bahan baku yang dibeli.
b)
Biaya
Tenaga Kerja Langsung (direct labor)
Adalah biaya tenaga kerja langsung yang
melaksanakan pekerjaan untuk barang-barang yang di produksi (bekerja secara
langsung). Contoh: Operator mesin, tenaga yang memotong dan memasang kayu pada
perusahaan meubel.
Metode pembebanan tarif upah yang dapat
digunakan adalah:
1 Berdasarkan
tarif upah perjam (hourly-rate plan)
Keuntungannya, karyawan yang bekerja
dengan tarif upah per jam dibayar menurut tarif yang ditetapkan perjam untuk
waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pesanan.
Kelemahannya, tidak ada insentif yang
diberikan oleh rencana tersebut untuk meningkatkan produksi yang tinggi, seorang
karyawan hanya tertarik bekerja tepat waktu.
2 Berdasarkan
jumlah produksi yang dihasilkan atau tarif upah barang (piece rate plan)
Keuntungannya, memberikan insentif untuk
menghasilkan jumlah output yang tinggi, karena hal ini akan memaksimalkan pendapatan
karyawan dan meningkatkan pendapatan netto perusahaan.
Kelemahannya, mengorbankan kualitas
produksi dalam rangka memaksimumkan pendapatanya dengan menghasilkan kuantitas
yang besar setiap hari kerja.
3 Modifikasi
tarif upah (modified wage plan)
Menetapkan upah minimum yang akan
dibayar oleh perusahaan sekalipun kuota perusahaan yang ditetapkan tidak
tercapai oleh karyawan, namun jika quota yang ditetapkan melebihi, maka ada
tambahan pembayaran untuk upah minimum.
c)
Biaya
Overhead Pabrik
Adalah seluruh biaya manufaktur yang
tidak termasuk dalam bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Yang termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik adalah:
Yang termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik adalah:
§ Bahan
baku tidak langsung.
Seperti: sekrup, paku, plitur pada perusahaan meubel.
Seperti: sekrup, paku, plitur pada perusahaan meubel.
§ Biaya
tenaga kerja tidak langsung.
Seperti: Asuransi keselamatan kerja, tunjangan mandor, satpam pabrik, biaya listrik premi lembur.
Seperti: Asuransi keselamatan kerja, tunjangan mandor, satpam pabrik, biaya listrik premi lembur.
§ Semua
biaya produksi tidak langsung
Seperti: Biaya sewa gedung pabrik, biaya penyusutan, penerangan.
Seperti: Biaya sewa gedung pabrik, biaya penyusutan, penerangan.
Macam-macam Biaya Overhead Pabrik:
1) BOP
tetap
Biaya overhead yang tetap pada titik
tertentu walaupun tingkat produksi berubah. Biaya tetap secara keseluruhan
tetap jumlahnya tanpa tergantung pada volumenya, maka biaya tetap per unit
produk akan menurun apabila perusahaan memproduksi dan menjual lebih banyak
produk tersebut dalam suatu periode tertentu. Contoh: Penyusutan mesin,
pembayaran sewa secara periodik, asuransi.
2) BOP
variabel
Biaya overhead yang bervariasi secara
keseluruhan terkait dengan taraf produksi, namun biaya per unit tetap sama
tanpa tergantung pada jumlah produksi. Kenaikan dan penurunannya proporsional
dengan perubahan jumlah produksi. Contoh: Pembayaran rekening listrik sesuai
pemakaianya, reparasi dan perawatan mesin, peralatan kecil yang yang dipakai.
Penentuan harga transfer atas dasar
harga pokok meliputi:
§ Metode Variable Cost
Variable Costing adalah metode penentuan
harga pokok yang hanya memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat
variabel sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode variable cost
menetapkan harga transfer yang sama dengan biaya variabel unit penjualan,
standar ditambah laba. Hal ini dilakukan apabila penjual mempunyai kapasitas
yang berlebihan. Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan permintaan internal
karena harganya cukup rendah.
Harga Pokok Produksi variable costing:
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produksi variable costing:
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Apabila menggunakan Metode Variable Costing,
maka konsekuensinya:
1. Biaya
Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur
harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya
dalam periode terjadinya.
2. Dalam
kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada
persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode
terjadinya.
3. Penundaan
pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut
diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.
§ Metode Full Cost
Adalah metode penentuan harga pokok
produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga
pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Penetapan harga
transfer berdasarkan pembebanan penuh, dan yang paling umum digunakan karena
dapat dipahami dengan baik dan informasinya siap tersedia pada catatan
akuntansi.
Di dalam metode full costing, biaya
overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk
yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal
atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Kelemahannya adalah
termasuk biaya-biaya tetap yang berpengaruh terhadap keputusan jangka pendek.
Perbedaan tersebut terletak pada
perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada :
1. Perhitungan
harga pokok produksi dan
2. Penyajian
laporan laba-rugi.
Harga Pokok Produksi full costing :
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produksi full costing :
Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx
Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx
Apabila menggunakan Metode Full Costing,
maka konsekuensinya:
1. Biaya
Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas
dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya
overhead yang sesungguhnya.
2. Selisih
BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh-
nya terjadi.
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
3. Jika
semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka
pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk
mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk
dalam proses maupun produk jadi).
4. Metode
ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi
saat produk yang bersangkutan dijual.
Penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi
( Metode Full Costing )
Penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi
( Metode Full Costing )
Hasil
penjualan Rp.xxx.xxx
Harga
pokok penjualan Rp.xxx.xxx
Laba Bruto Rp.xxx.xxx
Laba Bruto Rp.xxx.xxx
Biaya
administrasi dan umum Rp. xxx.xxx
Biaya pemasaran Rp. xxx.xxx
Laba Bersih Usaha Rp. xxx.xxx
Keterangan :
Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.
Biaya pemasaran Rp. xxx.xxx
Laba Bersih Usaha Rp. xxx.xxx
Keterangan :
Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.
3. Metode
Negotiated Price
Adalah penetapan harga transfer
berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat pertanggungjawaban. Metode ini
dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang cukup signifikan diantara
keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh kedua belah pihak, sehingga
tidak perlu arbitrasenya.
Di hampir semua perusahaan, unit usaha
menegosiasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya, harga transfer yang
tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan yang paling penting untuk hal
ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai
kedepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi
utama dari manajemen lini. Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga,
maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin
berkurang. Keterbatasannya adalah mengurangi otonomi unit-unit tersebut.
Harga yang digunakan pada metode
negosiasi dapat berupa:
a. Ada
harga pasar yang diterbitkan.
b. Harga
pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan usaha
tersebut.
c. Pusat
laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar bebas
meniru harga kompetitif yang berada di luar.
meniru harga kompetitif yang berada di luar.
d. Pusat
laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/bebas.
4. Arbitrase dan
Penyelesaian Konflik
Metode ini digunakan apabila divisi
penjualan dan divisi pembelian tidak dapat mencapai kesepakatan dalam penentuan
harga transfer yang ditentukan oleh eksekutif atau badan lain yang ditugasi
untuk mengarbitrasi harga transfer setelah orang atau badan tersebut berdialog
dengan para manajer divisi yang bersangkutan.
Artibrase dapat dilakukan dengan
beberapa cara:
a. Dalam
sistem yang formal, kedua pihak meyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak
penengah (Arbitrator). Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan
memutuskan harga yang akan ditetapkan, kadang dengan bantuan staf kantor yang
lain.
b. Selain
tingkat formalitas, digunakan juga proses mampengaruhi efektivitas suatu sistem
harga transfer.
Empat cara untuk menyelesaikan
konflik:
1. Memaksa
(forcing)
2. Membujuk
(smoothing)
3. Menawarkan
(bargaining)
4. Penyelesaian
masalah (problem solving)
D.
Penentuan Harga Jasa Korporat
§
Jasa-jasa
korporat yang berkaitan dengan kegiatan unit usaha juga harus diperhitungkan
dalam harga produk yang dihasilkan atau dijual oleh unit usaha.
§
Jasa
korporat dapat ditentukan dengan dua jenis transfer, yaitu:
v
Pengendalian
jumlah jasa korporat yang diterima oleh unit penerima, yaitu dengan biaya
variabel standar, biaya penuh atau biaya
satndar penuh.
v
Pilihan
penggunaan jasa, yaitu manajer unit usaha juga diberi kesempatan untuk memilih
dan menggunakan jasa dari luar jasa korporat.
E. Administrasi Harga Transfer
1.
NEGOSIASI
Harga transfer ditentukan dengan
kesepakatan (kompromi) antara unit yg membeli dgn unit yg menjual.
2.
ARBITRASE
§ Harga
transfer ditentukan dengan menengahi penentuan harga transfer antara unit yang
membeli dengan unit yang menjual, oleh pihak korporat melalui arbritator.
§ Arbitrase
dapat dilakukan dengan beberapa cara:
v Cara
Formal, unit-unit yang terlibat dalam transfer produk akan memberikan laporan
tertulis kepada arbritator. Setelah laporan tersebut ditinjau oleh arbritator,
selanjutnya arbritator akan menentukan harga transfernya.
v Dengan
proses penyelesaian konflik, yaitu memaksa (forcing), membujuk (smoothing),
menawarkan (bargaining) dan penyelesaian masalah (problem solving).
F. Aspek
Internasional Harga Transfer
Transfer pricing sering juga disebut
dengan intracompany pricing, intercorporate
pricing, interdivisional atau internal pricing yang
merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas
transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Bila dicermati
secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari
harga yang disepakati (harga pasar).
Tujuan harga transfer berubah apabila
melibatkan multinational corporation (MNC) serta barang yang
ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer
internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran
asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki
hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi
manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder
ketika transfer internasional terlibat.Perusahaan akan lebih fokus pada
pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu
transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara
sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi
jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
Gambar
2
Penentuan
Harga Transfer Domestik dan Internasional

Sebagai contoh, pembebanan harga
transfer yang rendah untuk anak perusahaan asing mungkin akan mengurangi
pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas internasional, atau
mungkin membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar asing dengan
mempertahankan biaya anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain, mebebankan
suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC mengurangi laba pada
negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau mungkin
memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara yang
memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara dengan tingkat
pajak rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir ini telah
menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan multinsional (MNC) melihat transfer
pricing sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan lebih dari
setengah dari perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling
penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian
modal Organization of Economic Cooperation and Development (OECD),
yang menyatakan bahwa harga-harga transfer sebaiknya disesuaikan dengan
menggunakan standar arm’s-length, artinya pada suatu harga yang akan
dicapai oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian model tersebut
diterima secara luas, terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara
menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia
terhadap suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi
kewajiban pajak dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda
dengan arm’s-length standardtersebut.
Sumber Bacaan :
Terima kasih infonya gan.
BalasHapusLumayan buat nambah elmu.
Gema Parfum
Harga dan Produk Parfum.
----------
thanks
BalasHapus